Bangun Hubungan Emosional Anak dengan Makanan Melalui Mindful Eating

JAKARTA - Tidak sedikit anak yang cenderung melakukan aktivitas lain ketika makan. Mereka terkadang tidak fokus dengan kegiatan makannya. Dan ternyata gaya makan seperti ini bisa berisiko terhadap kesehatan, salah satunya obesitas .

Ahli nutrisi di Harvard T.H. Chan School of Public Health, dr Lilian Cheung, seperti dilansir laman Every Mother Counts, menyebutkan bila gaya makan seperti itu membuat kita tidak menyadari apa saja yang masuk ke tubuh sehingga makan tidak terkendali.

Belakangan ini mengemukan istilah Mindful Eating, yang maknanya seni menikmati makanan di mana fokus pada apa yang disantapnya. Hal itu pun bisa diterapkan kaum ibu ketika memberi makan anak.

Baca juga: Usai Pernikahan Kaesang, Festival Musik Bakal di Gelar di Pura Mangkunegaran

Ketika anak sudah menerapkan mindful eating sejak dini, artinya dia sudah menghargai makanan dan tubuhnya secara keseluruhan.

Mindful eating penting menjadi salah satu hal penting lantaran sebagian besar orang tidak terbiasa fokus pada kegiatan makan. Padahal, jika anak fokus dengan apa yang dimakan, maka secara langsung akan membangun hubungan emosional dengan makanan.

Dengan begitu, dia akan mudah membedakan mana rasa lapar dan rasa kenyang. Berikut, akan menumbuhkan pemahaman pentingnya makan dan waktu yang tepat untuk makan.

Bahkan, mindful eating juga bertujuan meredakan stres dan kecemasan. Lebih jauh, anak yang telah menerapkan mindful eating akan belajar mengelola keinginan untuk ngemil karena sudah paham jenis makanan yang bernutrisi.

Memperkenalkan mindful eating bisa dilakukan dengan menyesuaikan usia anak. Jika masih balita atau anak usia SD, maka ibu harus selalu mendampingi. Para Ibu juga mulai membantu mengatur lauk pauk dan nasi di piring sedemikian rupa agar menarik.

Terdapat beberapa langkah dalam menerapkan mindful eating pada anak, di antaranya: